Ketika melihat gambar di samping di facebook, yang terbersit di kepala saya adalah tentu Mamak di kampung halaman.
Kebetulan, beberapa menit sebelumnya saya juga baru selesai berbicara dengannya via telpon. Saya menceritakan apa yang saya kerjakan di perantauan dan meminta doanya. Karena bagaimanapun, restu orang tua adalah senjata andalan yang harus kita gunakan.
Saya selalu ingat ketika guru ngaji saya bilang, "Kalau kamu mengalami keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup, maka berterimakasihlah kepada ibumu. Karena itu pasti karena doanya."
"Doa ibu adalah doa yang tidak berpenghalang. Langsung ke Allah dan pasti dikabulkan!" katanya lagi.
Karena hal ini pula, maka ketika saya hendak melakukan ini dan itu, hendak memutuskan kesana dan kesitu, saya pasti akan membicarakannya kepada Mamak di kampung. Mamak adalah jalan keberhasilan saya. Dialah yang mengandung saya, melahirkan bertaruh nyawa, lalu membesarkan dengan segala upaya menjadi seperti sekarang.
Maka dia, Mamak saya, pasti akan berdoa untuk saya dengan doa paling baik dan paling khusyuk. Doa itu akan melangit, mengetuk-ngetuk pintu Allah dan pasti dikabulkan.
Contohnya sudah banyak.
Ketika SMA dulu, saya meminta doa agar bisa bersaing dan mendapatkan prestasi. Minta didoakan agar bisa menangkap pelajaran dengan benar dan cepat. Dan hasilnya, selama di SMA memang itulah yang saya peroleh. Menjadi juara kelas, juara umum, serta mampu bersaing di olimpiade kimia tingkat propinsi.
Lalu, ketika kelas tiganya, saya minta doa agar bisa kuliah di pulau Jawa. Mamak cuma bilang, "Insya Allah Mamak doakan. Kamu harus bantu dengan ikhtiar dan rajin belajar."
Lagi-lagi Allah mengabulkan. Saya bisa masuk ke IPB tanpa tes dan kuliah disana selama empat tahun saja. IPK saya juga Alhamdulillah. Beberapa kali mendapatkan nilai 4,00. Nggak bisa lebih lagi, udah mentok.
Ketika kuliah saya minta doakan bisa beli laptop. Dan berhasil. Saya jualan pulsa sambil kuliah. Ketika uang terkumpul, walau belum cukup, saya beranikan diri membeli sebuah laptop. Sisanya memang dibantu Mamak dan Bapak.
Lulus kuliah, saya bilang lagi ke Mamak, "Doakan biar bisa mandiri dan nggak menyusahkan lagi ya, Mak. Doakan biar bisa dapat penghasilan segera."
Ajaib! Ketika baru lulus saya memang ditawari beberapa pekerjaan dan saya ambil satu. Pekerjaan pertama saya adalah membuat sebuah produk makanan dan berhasil. Saya mendapatkan gaji pertama selepas kuliah adalah 13 juta sebulan!
Gile!
Tapi karena sesuatu dan lain hal, saya hanya bertahan sebulan dan memutuskan keluar. Mengapa? Karena mitra saya yang mengajak bekerja sama, tidak memenuhi apa yang ia janjikan.
Bukan ke sana sih intinya. Saya cuma mau bilang bahwa dalam hidup saya, doa oroang tua, khususnya Mamak, sangat berperan dalam semua episoda. Mamak adalah faktor di balik layar saya. Mamak adalah pendukung dan penguat. Kalau kata Mamak oke, maka saya akan ringan sekali melangkah dan melakukan banyak hal.
Doa Mamak Saja Tidak Cukup
Benar! Doa adalah hal penting jika tidak ingin bilang paling penting. Tapi doa saja tentu tidak cukup. Saya harus bekerja keras menggapai mimpi yang saya inginkan. Saya harus melakakukan ikhtiar menuju apa yang saya cita-citakan.
Makanya suatu kali, ketika saya minta doa ke Mamak, ia bilang, "Insya Allah Mamak doakan. Yang penting kamu bantu ikhtiar dan usaha yang benar."
Begitulah. Dalam hidup ini, agar semuanya enak dijalani, mintalah doa ke orang tua, khususnya ibu, lalu sempurnakan dengan usaha dan tawakkal ketika sudah melakukan semua. Serahkan kepada Allah. Dia yang akan melengkapinya menjadi sempurna.
Demikian