Menghargai Teman yang Berhasil Menerbitkan Buku!



Teman lama saya, Hendra Agustian, baru saja menelpon dan bilang, "Bro, aku pesan novel Masih Ada, ya!"

Walau saya agak terkejut. Merasa malu karena jarang menghubungi dan menyapanya, tersita oleh kesibukan dan pekerjaan. Tapi saya kemudian menjawab singkat, "Siap! Mau pesan berapa?"

"Satu aja lah. Buat di koleksi. Agar ketika sudah menikah dan punya anak nanti, aku bisa cerita ke anak-anakku, bahwa orang tuanya punya kenalan seorang penulis kenamaan." 

"Aamiin," saya mengaminkan doanya. "Kau teman yang pengertian, tidak pernah sekalipun minta buku gratisan ke aku, Bro!"

"Oh iya, dong. Sebagai kawan lama   kami satu TK, SD, dan SMP memang, aku nggak mau minta gratis. Aku beli satu plus tanda tangan. Yang penting, kau tetap nulis dan terus berkarya! Sedangkan aku, temanmu, akan selalu membeli setiap kali bukumu terbit ke dunia."

"Serius, nih?"

"Serius, lah! Insya Allah, aku bakal menjadi pembeli semua bukumu yang terbit. Toh, membeli bukumu juga nggak bakal setiap bulan, kan? Yah, kecuali kau bisa nulis satu buku per bulan, baru bakal mikir-mikir juga aku mau belinya." dia tertawa setelah selesai pada ujung kalimatnya barusan.

"Iya juga sih, nerbitin buku itu lama dan panjang prosesnya."

"Nah, makanya aku mau beli. Menghargai sebuah maha karya teman sendiri!"

"Sip, thanks banget yak!" 

"Yoi, sama-sama!"

Subscribe to receive free email updates: