Sepotong Diam VS Masih Ada!


Naskah novel Masih Ada, beberapa hari yang lalu baru saja selesai diedit oleh editor. Dan sebelum ia dicetak menjadi sebuah buku, hasil perbaikan itu dikirimkan ke saya, "Silakan dibaca dulu, Bang Syaiha. Periksa lagi, apakah masih ada yang salah atau tidak?" begitu katanya. 

Nah, karena naskah novel itu ada sekitar 284 halaman, maka saya meminta bantuan ke teman-teman One Day One Post untuk membacanya. Siapa yang sedang luang, maka saya kirimi satu dua chapter, mengharapkan bantuan mereka untuk membaca pelan-pelan, lalu menandai kalau-kalau masih ada yang salah ketik dan tidak sesuai dengan ejaan yang benar. 

Karena saking banyak halamannya, saya pun akhirnya harus meminta bantuan juga kepada teman saya yang ada di Forum Lingkar Pena (FLP) Bogor. Tugasnya sama, baca kata demi katanya, cari yang salah dan tidak benar. 

Mereka cukup cepat menyelesaikan, tidak sampai 24 jam. Maklum, yang saya beri juga hanya 10    20 halaman saja. Ada sih yang sampai 50 halaman. Dan saya cukup salut karena ia bisa memeriksanya dalam waktu singkat. Hebat sekali daya bacanya. Saya mah kalah jauh! 

Setelah semuanya selesai dibaca ulang oleh mereka, saya langsung mengirimkan kembali hasilnya ke editor, meminta ia membenahi sesuai tanda yang sudah diberikan. Awalnya sih, saya ingin novel itu sudah dilaunching ketika hari jadi istri saya yang ke-25 tahun, tapi melihat perkembangan yang baru sampai tahap editing, maka sepertinya tidak mungkin. 

Tidak apa-apa, yang penting hasilnya memuaskan dan bagus. 

Lalu, yang membuat saya senang, adalah ketika salah satu teman yang membaca ulang hasil editan berkata, "Bang Syaiha, novel kedua ini   judulnya Masih Ada   jauh lebih baik daripada Sepotong Diam. Padahal yang itu   Sepotong Diam   saja sudah cukup bagus! Tapi yang ini lebih dalam dan jleb aja rasanya!" 

Terlepas itu tulus atau tidak, saya tetap senang. 

Tapi, saya beritahu satu hal...

...bahwa menulis itu, jika dilakukan terus-menerus, maka semakin lama   pelan tapi pasti   tulisan kalian memang akan menjadi baik dengan sendirinya. Jadi, adalah sebuah kewajaran jika Masih Ada jauh lebih baik dibandingkan Sepotong Diam. 

Kesimpulannya, jika selama ini kalian ingin menjadi penulis, maka kuncinya cuma satu saja sih, menulis, menulis, dan menulis. 

Subscribe to receive free email updates: